RSS

Masa Masa SMP (Bagian 1)

Kalo ditanya, kapan pertama kali saya serius menuntut ilmu dan pengalaman, mungkin masa SMP adalah jawabannya. Kenapa? Karena saat pada saat itu, saya rela naik sepeda sejauh 3 km, ditambah naik bis sejauh 15 km, dan dilanjutkan dengan jalan kaki sekitar 2 km. Hal tersebut saya lakukan setiap hari pulang pergi, 7 kali dalam 1 minggu. Angka yang sangat fantastis bukan??

Pertama, saya ingin menjelaskan angka 3 + 15 + 2 = 20 km tsb. Seperti yang saya jelaskan sebelumnya, saya tinggal di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Namun, saya tidak tinggal di “Kota Ngawi”-nya, tetapi tinggal di sebuah desa kecil bernama Sambiroto di Kecamatan Padas. Rumahku tidak di pinggir jalan raya, melainkan harus masuk ke dalam (jalan makadam) sejauh 3 km. Jadi agar bisa ke Ngawi, saya harus mengayuh sepeda sejauh 3 km, sampai di Jalan Raya. Selanjutnya saya harus naik Bis, dari Tempat Penitipan Sepeda sampai Kota Ngawi. Sayangnya, Bis tidak sampai ke Kota, sedangkan SMP ku terletak di tengah kotanya, di dekat Alun Alun Kota Ngawi. Walhasil saya harus jalan dulu menuju SMP sekitar 2 km-an. Kenapa tidak naik angkot, karena banyak temen-temen yang memilih jalan. Alasannya lainnya tentu, cukup sangat menghemat.. Kalo gak, uang saku habis hanya untuk naik angkot, sementara saya harus makan siang. Naat itu ongkos naik bis adalah 1.000 rupiah. Jadi PP 2.000 rupiah. Uang Sakuku 3.000 rupiah. Jadi masih sisa 1.000 untuk makan siang. Saya harus makan siang di sekolah karena sekolahku pulang sore. Saya masih ingat, setiap Senin, Rabu, dan Jumat pulang jam 16.00, sedangkan hari lainnya agak siang. Karena rumahku jauh, saya selalu pergi sangat pagi dan pulang sore / malam. Itu saya lakukan setiap hari.

Momen yang paling kuingat adalah ketika sampai di penitipan sepeda jam 17.45 dan saat itu hujan lebat. Karena tubuhku sudah lemas, saya memutuskan untuk memaksa pulang dengan melawan hujan. Huh rasanya, berat sekali mengayuh sepeda dengan hujan disertai angin yang mengarah ke saya. Tapi saya sudah memilih, dan saya harus terus berjuang sampai rumah. Sampai dirumah, bersyukur sekali rasanya. Orang tua dan mas telah menunggu. Mereka membantu membawakan tas, menyiapkan air hangat untuk mandi, dan tentunya menyiapkan buka puasa yang menyegarkan. Waktu itu sangat menyentuh sekali rasanya.

Saya melakukan perjalanan yang jauh 7 kali dalam seminggu. Saya sekolah dari Senin sampai Sabtu. Sementara hari minggu, saya pergunakan waktu untuk mengikuti extrakurikuler PRAMUKA. Walaupun ini berarti saya gak ada waktu untuk istirahat, cuma saya merasa tidak masalah, karena PRAMUKA saya anggap sebagai hiburan. Saat ini, saya bersyukur karena dulu aktif di Pramuka karena banyak sekali pengalaman-pengalaman yang saya dapatkan dari Pramuka.

Bersambung…

 
Leave a comment

Posted by on June 28, 2014 in Uncategorized

 

Sakitku adalah Berkah

Kali ini aku akan berbagi cerita tentang masa kecilku, ketika aku kelas 5 SD. Waktu itu masih memakai sistem cawu (catur wulan), dimana 1 tahun dibagi menjadi 3 cawu. Terus, apa hubungannya dengan judul ya??? hehehehe. Hubungannya adalah, tahun itu adalah tahun terparah bagiku. Aku mengalami sakit parah, sampai dilarikan dirumah sakit 3 kali dalam setahun. Iya, setiap cawu aku harus tidur di rumah sakit..kasian ya, si penyakitan.

Akhirnya, semenjak saat itu aku terkenal sebagai orang yang kurang sehat, pesakitan. Sebuah label yang kurang menyenangkan. Tapi apa boleh buat, itu fakta, aku memang penyakitan. Oya untuk diketahui saja, penyakitnya adalah sama selama 3 kali, typus. Penyakit tersebut menyerang ususku, sehingga aku harus tidur dengan ditemani infus. Aku memang mempunyai pengalaman yang kurang bagus mengenai pencernaan.

Penyebab dari penyakitku aku kurang tahu. Seingatku, setelah aku sakit, banyak sekali makanan yang gak boleh aku makan. Gak boleh pedas, gak boleh es, dan masih banyak lagi. Larangan yang bener-bener dilarang adalah tidak boleh minum es. Alasannya, penyakitku itu kambuh setelah aku minum es.. Ah mengesalkan, aku gak boleh minum es. Padahal es adalah makanan/minuman favorit anak-anak, termasuk diriku.

Masa kecil yang tidak menyenangkan. Itu pendapatku waktu itu. Semenjak saat itu, aku gak pernah minum es. Sama sekali. Pertama kali minum es setelah sakit adalah ketika aku sudah berapa di bangku SMP. Disaat-saat aku diklaim bener-bener sembuh. Itupun aku lakukan sangat jarang.

Ternyata, Kejadian itu memberi berkah kepadaku. Kebiasaan ‘tidak minum es’ membuatku menjadi jauh-jauh lebih baik, jauh lebih kuat. Aku sudah tidak merasa artinya kehausan. Hem, maksudnya gini. Orang yang sering minum es, kalau kepanasan, rasanya pasti pingin minum, terutama minum es. Dan haus itu akan lega kalau dia minum es. Tapi itu tidak berlaku untukku, untukku saat itu. (saat ini gak tahu. hehehe). Contoh yang paling jelas adalah ketika olahraga. Setelah olahraga di sekolah (biasanya kami sepak bola), pasti orang-orang berhamburan ke kantin untuk minum es. Tapi saat ini, aku bener-bener aneh. Melihat temen-temen minum es, benar-benar tidak membuatku kepingin. Walau tau lah rasanya, air liur di mulut udah habis karena semua terbuang menjadi keringat. Tapi aku benar-benar tidak merasa dehidrasi. Dan aku pun aku melewati mereka dengan senyum, senyum kebahagian. Makhlum, uangku mepet, dan gak mungkin beli es. hehehehe. Beruntung lagi, saat di SMP, kelasku menjapat jadwal olahraga hari senin. Hari senin dan kamis adalah hari hemat. hehehehe.

Sampai saat ini, aku tidak pernah mengalami sakit berat lagi. Paling sakit cacar ketika kelas 1 SMP, itupun karena temenku kena cacar. Wajar, bukan karena fisikku yang kurang sehat. Tubuhku pun terasa lebih baik. Semuanya berjalan dengan menyenangkan. apalagi aku bisa mendapatkan sekolah SMA yang fisiknya sangat dilatih. Semua membuatku menjadi lebih baik lagi.

Dari pengalaman ini aku mendapatkan banyak hikmah. Terutama bagi temen temen ‘pesakitan’. Cobalah renungin, pasti ada manfaat dibalik ‘sakit’ yang kita hadapi. Berkah/manfaat itu bisa secara langsung (seperti aku), maupun tidak langsung. Kita tidak boleh berhenti bersyukur, walau kita dalam keadaan sakit. Percayalah, sakit yang kita derita, pasti mendatangkan berkah!!!.

Namun, jangan mencari sakit. hehehe. Itu bukanlah sikap yang bijak. Kesehatan adalah sesuatu yang mahal. Bahkan sangat mahal. Banyak orang yang merelakan, berjuta-juta, berpuluh-puluh juta, bahkan bermilyar-milyar, agar bisa sehat. Jadi sudah sepantasnya jika kita selalu bersyukur kepada Allah, atas anugerah kesehatan yang diberikan kepada kita.

 

 

 

 

 

 

 
1 Comment

Posted by on September 15, 2011 in Uncategorized

 

Cita Cita (Bagian ke-2)

Kembali ke inti cerita. :).

Waktu itu adalah hari-hari pertamaku di sekolah dasar. Untuk sekolah dasar, setiap kelas diajar oleh satu guru. Untuk kelasku, kelas 1, diajar oleh seorang bu Guru yang sangat sabar, yang kami panggil Bu Tarti. Karena hari itu mungkin hari awal sekolah, kami tidak langsung belajar. Bu Tarti hanya menyuruh kami menuliskan ‘cita-cita’ kami di lembaran kertas beserta gambarnya dan dikumpulkan. Selanjutnya kertas yang dikumpulkan itu dibaca satu persatu. Aku masih ingat cita-citaku waktu itu, dan mungkin masih ingat cita-cita sebagian besar teman-temanku waktu itu. Ternyata kejadian itu adalah suatu pengalaman yang sangat berharga bagiku. Mungkin waktu itu aku tidak menyadarinya. Aku sadar ketika aku sudah menginjak bangku perkuliahan, dimana aku banyak belajar tentang makna dari kehidupan. ( hehehe berlebihan).  Kira-kira, apa ya ‘cita-cita’-ku waktu itu??

 
1 Comment

Posted by on September 11, 2011 in Uncategorized

 

Cita Cita (bagian-1)

Ini adalah tulisanku pertama kali yang aku tulis di blog. Aku sendiri sebenarnya sudah membuat blog ini dari tahun 2009, namun karena keterbatasan waktu dan tenaga, maka keinginanku untuk menulis selalu tertunda. Alhamdulillah sekarang aku punya cukup waktu luang,dan dengan segenap kekuatan, aku berusaha untuk menulis blog ini.

Ya, kali ini aku ingin bercerita tentang masa kecilku, masa dimana aku menginjakkan kaki pertama kali di sekolah dasar, hari hari pertamaku kelas 1 SD. Cerita tentang arti pentingnya sebuah ‘cita cita’.

Aku tinggal di sebuah desa kecil di Kabupaten Ngawi. Ngawi adalah sebuah kota kecil di Jawa Timur. Mungkin lebih tepatnya sebuah kabupaten kecil di Jawa Timur karena tidak ada ‘Kota Ngawi’. Yang ada adalah ‘Kabupaten Ngawi’. Aku sendiri tidak tinggal di ‘kota kabupaten’-nya,  melainkan di salah satu kecamatan di kota Ngawi, yaitu ‘Kecamatan Padas’. Dan, aku tidak tinggal di ‘Padas’. Aku tinggal di sebuah Desa di Pinggiran Padas yang bernama ‘Desa Sambiroto’.  Jadi daerahku memang sangat terpencil,  sangat jauh berbeda  jika dibandingkan dengan ‘Jakarta’, ‘Bandung’, ataupun ‘Surabaya’. Antara bumi dan langit.

Sebenarnya Kecamatan Padas lumayan maju, karena setidaknya dilewati oleh Jalan Propinsi/Negara jalur selatan. Sehingga secara infrastruktur Jalan sudah cukup baik. Namun, untuk desa Sambiroto sendiri, khususnya rumahku, dari jalan besar, aku masih harus masuk sekitar 3-4 km, dimana jalannya jalan makadam biasa, tidak beraspal. Iya, belum diaspal sampai saat ini. Listrik PLN bisa tersambung sampai rumah, ketika aku kelas 3 SD, yaitu sekitar tahun 1997/1998. Jadi sebelum itu, tidak ada penerangan lampu listrik di rumahku. Yang ada adalah lampu minyak yang kecil. Karena untuk lampu yang besar, yang cukup terang itu, harganya lumayan mahal, dan hanya beberapa orang saja yang punya. Tentu  tidak termasuk keluargaku.

Ayah dan ibuku seorang petani. Hm, buruh tani lebih tepatnya, karena kami tidak punya sawah sendiri. Sawah yang dipakai adalah sawah hasil menyewa dari orang lain. Biasanya sewa itu setiap tahun, jadi setelah 1 tahun, bisa menyewa lagi dengan membayar sejumlah uang kepada pemilik sawah. Kenapa seperti itu, aku juga kurang tahu. Mungkin karena ayah ibuku tidak lulus SD, dan mereka tidak ada warisan dari kakek dan nenek. Pendidikan terakhir ayahku adalah kelas 6 SD dan ibuku kelas 3 SD.

 
Leave a comment

Posted by on September 11, 2011 in Uncategorized

 

selamat datang

Blog ini adalah blog pribadi yang berisi tentang cerita-cerita dan pengalaman yang aku alami. Semoga blog ini bisa bermanfaat. 🙂

 
Leave a comment

Posted by on October 10, 2009 in Uncategorized